DI KECAMATAN RENAH PEMBARAP
Akhir pekan kemarin, Sabtu (7/12) bertempat di Kantor Desa
Muara Panco Barat, Kecamatan Renah Pembarap, Merangin-Jambi, saya hadir
ditengah kerumunan ibu-ibu rumah tangga dan perempuan muda yang berusia
produktif.
ASQOLANI Pendamping Desa Pemberdayaan saat mengisi Pelatihan Kewirausahaan di Desa Muara Panco Barat, (7/12) |
Kehadiran saya diminta untuk mejadi salah satu narasumber
pada kegiatan pelatihan kewirausahaan, saya tidak sendiri, saya berkolaborasi
dengan Bapak Khairi Kasi Koperasi Dinas Koperindag Merangin.
Seru.... berbicara dihadapan ibu-ibu memang tidak ada
matinya, jauh dari suasana sepi hahaha... pokoknya penuh dengan keriuhan.
Baik, Saya bicara UMKM di era digital dan Penggunan Dana
Desa untuk meningkatakan ekonomi masyarakata desa, karena saya Pendamping Desa
Pemberdayaan yang juga hoby dan terus belajar tentang conten creator baik
visual maupun audio visual.
Berat bos untuk sekelas ibu-ibu, ya berat memang karena
SDM peserta beragam, tapi ini real fakta yang memang tidak bisa dielakkan, saya
terangkan lagi kita memasuki Revolusi Industri 4.0 yang sebelumnya saya
sebutkan Perjalanan Revolusi Industri Dunia dimulai dari 1.0, 2.0, 3.0 dan 4.0,
waaaaaahhh makhluk semacam apa ini ? akhirnya saya sederhanakan dengan kata “Kita
sedang masuk dalam ekonomi digital aliyas ekonomi dengan HP Mahal” yang
berbasisis internet dan pakai kuata hahaha jelas sudah tergambar.
Saat saya menyebutkan “Transformasi Sistem Perdagangan” saya uraikan dengan bertanya lansung kepada peserta, diantara mereka ada yang merasakan jualan barang dengan barang atau barter sayur dengan buah pada masanya, ada yang menikmati masa jualan dipasar kamis sungai manau, ada juga yang menikmati nyamannya berbelanja di toko modern yang ditandai dengan kulkas gedang (kulkas besar) karena seluruh ruangan dingin heheheh dan ada pula diantara peserta yang sudah menjadi pelaku jualan online dengan menggunakan HP mahal, sambil menjelaskan dampak positif dan negatif dari perubahan zaman ke zaman tersebut.
Foto Bersama : Sekdes Muara Panco Barat, LPM, Dinas Koperindag Merangin dan Pendamping Desa |
Saat saya menyebutkan “Transformasi Sistem Perdagangan” saya uraikan dengan bertanya lansung kepada peserta, diantara mereka ada yang merasakan jualan barang dengan barang atau barter sayur dengan buah pada masanya, ada yang menikmati masa jualan dipasar kamis sungai manau, ada juga yang menikmati nyamannya berbelanja di toko modern yang ditandai dengan kulkas gedang (kulkas besar) karena seluruh ruangan dingin heheheh dan ada pula diantara peserta yang sudah menjadi pelaku jualan online dengan menggunakan HP mahal, sambil menjelaskan dampak positif dan negatif dari perubahan zaman ke zaman tersebut.
Inti dari ekonomi di era digital yang saya sebutkan, tidak
dalam rangka memaksakan ada mereka yang tidak ahli dibidang ini, tapi sebagai
pengantar untuk memperkuat BUMDesa untuk melakukan terobosan yaitu, selain
memasarkan produk secara tradisional oleh pelaku UMKM sendiri, Pengurus BUMDesa
harus menjadi rumah besar bagi pelaku UMKM di Desa dengan menyediakan platform
digital, menyiapkan media sosial dan membungkusnya dengan kreativitas sehingga
produk UMKM dapat dipasarkan secara luas.
Jajaran Pengurus LPM Desa Muara Panco Barat |
Oke, lanjut dak ni ? lanjutkan....
Baik saya lanjutkan, ada pertanyaan bagaimana jika kami
pelaku pembuat kripik pisang, tapi tidak punya pisang dan tidak punya lahan?
Disitu kita harus membangun ekonomi masyarakat secara bersama, bekerjasama
dengan pemilik lahan sehingga saling menguntungkan, atau lebih sederhana lagi
kita gerakkan menanam pisang satu rumah satu rumpun pisang, menanam di
pekarangan rumah bukan depan pintu rumah ya hehehe, bahkan jika memungkinkan
BUMDesa hadir memberi bahan baku dengan catatan dihitung dan dibahas dan dibuat
dulu bentuk kesepakatannya, seperti si pembuat kripik hanya mendapatkan
jasa-nya saja, karena bahan dihitung untuk BUMDesa.
Lalu bagaimana Dana Desa digunakan untuk modal usaha? itu
dikelola melalui simpang pinjam yang menjadi salah satu Unit Usaha di BUMDesa,
lalu bagaimana dengan simpan pinjam dengan budaya lokal yang dikenal religius,
agar tidak terjebak dengan riba? Kita bahas dan belajar dengan apa yang sudah
dilakukan oleh STAI-SMQ Bangko, karena perguruan tinggi juga memiliki ruang
untuk sama-sama membangun desa serta berkonsultasi kepada ulama yang ada di
Desa, intinya jika mau ada saja kemudahan.
Oh ya, Dinas Koperindag melalui Kasi Koperasi juga sudah
memberikan lampu hijau, mereka mengapresiasi dengan apa yang sudah dilakukan di
Desa Muara Panco Barat, produknya unik dan menarik, BUMDesa diminta untuk
menitipkan produk UMKM tersebut di Galeri Dinas Koperindag Merangin untuk
dipasarkan.
Satu lagi ni gaes...
Untuk kesehatan BUMDesa dan hal teknis lainnya tidak saya
tulis disini, akan saya bahas secara internal bersama pengurus BUMDesa dan
menunggu Bapak Kades pulang dari BIMTEK di Jogja.
Salam Desa Membangun Indonesia.
ASQOLANI
Pendamping Desa Pemberdayaan.
0 Komentar